Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP dalam Menyelesaikan Soal HOTS Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Alya Kamila, Nurul Taufiki Ufa

Abstract


Kemampuan berpikir kritis sangat penting dalam menyelesaikan masalah-masalah matematika secara baik dan benar. Tentunya dalam menyelesaikan masalah matematika pada soal-soal Higher Order Thinking Skills (HOTS). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa SMP dalam menyelesaikan soal HOTS matematika pada materi
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII F SMPN 3 Mertoyudan. Instrumen penelitian berupa tes dan wawancara. Analisis data dalam penelitian ini meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Siswa dengan tingkat kemampuan berpikir kritis sangat baik memenuhi semua indikator, yaitu membedakan, mengorganisasi, menghubungkan, memeriksa, dan mengkritisi. Siswa dengan tingkat kemampuan berpikir kritis baik masuk dalam indikator membedakan, mengorganisasi, dan menghubungkan. Siswa dengan tingkat kemampuan berpikir kritis cukup masuk dalam indikator yaitu membedakan, mengorganisasi, menghubungkan, memeriksa (masih kurang tepat dalam penyelesaian langkah-langkah dalam menyelesaikan soal), dan mengkritisi (masih kurang dan belum tepat dalam menyimpulkan penyelesaian hasil soal). Siswa dengan tingkat kemampuan berpikir kritis kurang masuk dalam satu indikator, yaitu mengorganisasi (masih terdapat kesalahan dalam konsep penyelesaian), dan memeriksa (langkah penyelesaian masih kurang tepat).


Keywords


kemampuan berpikir kritis, matematika, soal HOTS, SPLDV

Full Text:

PDF

References


Amir, M. F. (2015). Proses berpikir kritis siswa sekolah dasar dalam memecahkan masalah berbentuk soal cerita matematika berdasarkan gaya belajar. Jurnal Math Educator Nusantara, 1(2), 160-171.

Crismasanti, Y. D. & Yunianta, T. N. H. (2017). Deskripsi kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII SMP dalam menyelesaikan masalah matematika melalui tipe soal open-ended pada materi pecahan. Satya Widya, 33(1), 7-19.

Gais, Z. & Ekasatya, A. A. (2017). Analisis kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal high order thinking ditinjau dari kemampuan awal matematis. Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika, 6(2), 255-266.

Lambertus. (2009). Pentingnya melatih kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran matematika di SD. Jurnal Forum Kependidikan, 28(2), 137-148.

Republik Indonesia. (2016). Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dan menengah. Jakarta: Kemendikbud.

Romadhon, A. K. H. (2020). Analisis disposisi berpikir kritis matematis siswa dalam menyelesaikan soal higher order thinking. (Skripsi Tidak Dipublikasikan). Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.

Rosmaiyadi. (2017). Analisis kemampuan berpikir kritis matematis siswa dalam learning cycle 7E berdasarkan gaya belajar. Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro, 6(1), 12-25.

Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Wicasari, B. (2016). Analisis kemampuan berpikir siswa dalam menyelesaikan permasalahan matematika yang berorientasi pada HOTS. Prosiding Seminar Nasional Reforming Pedagogy, 249-254.

Widana, I. W. (2017). Modul penyusunan soal higher order thinking skill (HOTS). Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.




DOI: https://doi.org/10.31002/mathlocus.v2i2.1491

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 MATH LOCUS: Jurnal Riset dan Inovasi Pendidikan Matematika

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.