EMOJI PADA MEDIA SOSIAL SEBAGAI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA
Abstract
Abstract
Emojis are simbols that have function to express of feelings, emotion and activities from the communicator on media social. As the technology grown up, emoji also has many improvement, one of it is the emoji’s skin tone. But, behind of the function of it, emoji raise to racism and etnosentrism. The methods on this reserach are kualitatief library research, and also interviewee 3 people. The result of this research, shown that emoji rise to racism and etnosetrism.
Keywords: Emoji, Racism, Etnosentrism.
Abstrak
Emoji merupakan sebuah simbol yang digunakan untuk mengekspresikan perasaan, emosi, hingga kegiatan yang ingin disampaikan oleh komunikator dalam media sosial. Dari perkembangan teknologi membuat emoji ikut berkembang, salah satunya yakni dengan munculnya warna kulit yang disediakan untuk emoji. Namun,dibalik fungsinya emoji justru dapat menimbulkan tindak rasisme dan etnosentrisme. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif studi kepustakaan, dengan mewawancarai 3 orang narasumber. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa adanya tindak rasisme dan etnosentrisme terhadap emoji.
Kata Kunci: Emoji, Rasisme, Etnosentrisme.
References
Carman, Ashley. (2018). “The Five Emoji
Skin Tone Options Don;t
Accomodate a diverse world”.
theverge.com :
https://www.theverge.com/2018/1
/12/18123833/podcast-emojiskin-tone-use-options-unicodechoices
Endswara, Suwardi. (2006). Metode,
Teori, Teknik Penelitian
Kebudayaan. Ideologi, Epistemologi, dan Aplikasi.
Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
Irab, Yenita. (2007). “Rasisme”. Jurnal
Jaffra, Vol.5. hal. 50–58.
Jacques, Martin. (2003). “The Global
Hierarchy of Race”.
theguardian.com :
https://www.theguardian.com/wor
ld/2003/sep/20/race.uk.
Liliweri, Alo. (2005). Prasangka&
Konflik: Komunikasi Lintas
Budaya Masyarakat Multikultur.
Yogyakarta: LkiS Yogyakarta.
Liliweri, Alo. (2018). Prasangka Konflik
& Komunikasi Antarbudaya. Edisi
Kedua. Jakarta: Kencana.
Mcgill, Andrew. (2016). “Why White
People Don’t Use White Emoji”.
Theatlantic.com :
theatlantic.com/politics/archive/20
/05/white-people-dont-usewhite-emoji/481695/
Maryati, Kun & Suryawat, Juju. (2001).
Sosiologi untuk SMA dan MA
Kelas XI. Esis.
Murdiyatmoko, Janu. (2007). Sosiologi
Memahami dan Mengkaji
Masyarakat. Jakarta : Grafindo
Media Pratama.
Mirzaqon T,Abdi. (2017). “Studi
Kepustakaan Mengenai Landasan
Teori dan Praktik Konseling
Expressive Writing”. Jurnal BK
Unesa. Vol. 8.
Novak, Petra Kraji., Smailović, Jasmina.,
Sluban, Borut., & Mozetič, Igor.
(2015). “Sentiment of
emojis”. PloS one. Vol.10.
Rakhman, Ari Kurnia. (2019). “Strategi
Persuasi Salesperson Oppo dalam
Menawarkan Produk kepada
Konsumen”. Mozaik Komunikasi.
Vol.1 hal. 1-12.
Sari, Nurindah Elia & Samuri. (2020).
“Etnosentrisme dan Sikap
Intoleran Pendatang Terhadap
Orang Papua”. Jurnal
Antropologi: Isu-isu Sosial
Budaya.Vol 21 hal. 142-150.
Noroyono, Bambang. (2014). “Peneliti :
Media Sosial Suburkan Sikap
Rasisme”. Republika.co.id.
https://www.republika.co.id/berita
/trendtek/internet/14/02/16/n128ly
-peneliti-media-sosial-suburkansikap-rasisme
Putri, Suryani Wndari. (2019). “Nyatanya,
Tidak Ada Pribumi di Indonesia.”
MediaIndonesia.com.
https://mediaindonesia.com/read/d
etail/267673-nyatanya-tidak-adapribumi-diindonesia#:~:text=Penelitian%20g
enetika%20membuktikan%20tak
%20ada,yang%20awalnya%20ber
asal%20dari%20Afrika.&text=Ak
ibatnya%2C%20orang%20yang%20di%20luar,kerap%20disebut%2
sebagai%20warga%20pendatang